Entri Populer

Rabu, 16 Maret 2011

Kebaikan VS Cinta Oleh : Risda Alvianti Sutisna Kelas : XI IPA 1

Tiiiiiiiiittttt……. Aku menekan klakson mobilku dengan keras, bukannya apa-apa tapi jam mobilku sudah menunjukan pukul 07.00.  Semua itu menunjukan bahwa jam sekolah sudah waktunya masuk.
“Siial, hari ini aku pasti kesiangan dan  pastinya aku  mendapatkan hukuman berat hari ini!” ujarku dengan rasa yang sangat kesal.
            Beberapa menit kemudian akhirnya lalu lintas bisa kembali lancar. Aku pun tiba di sekolah.
“Pa tolong bukakan gerbangnya dong pa, saya telat banget ini pa!” ucapku sambil memohon-mohon pada satpam sekolah.
 “Kalau kamu mau masuk pus up 20, cepat!!jawab satpam itu.
“Aduh pa, apa tidak terlalu banyak itu?” pintaku padanya agar hukuman itu berkurang.
 “Mau masuk tidak? Kalau mau cepat lakukan itu, dan tidak ada tawar menawar. Cepat!!” Ujar satpam itu dengan nada bicara yang tinggi.
 Akupun mengalah dan melakukan pus up sebanyak 20 kali.
“Baiklah pa 20 kali kan?” tayaku pada satpam itu dengan wajah yang memelas.
 “Iya cepat!!” satpam itu menjawab dengan tegas.
            Setelah melakukan pus up akupun berlari-lari untuk masuk ke kelas, tiba-tobaaku ingat jam pertama itu pelajaran Bu Suktin, ia merupaan guru terkiler dari semua guru yang ada.
“Ya ampun sekarang kan pelajarannya Bu Suktin!”
Tiba-tiba aku pun terdiam dan mencari cara bagaimana bisa masuk kelas tanpa ketauan oleh Bu Suktin. Kemudian aku berlari kembali dan mencoba mask dengan menyelinap tp sayangnya ada sura keras yag memanggil namaku.
”Vina!!”
Aku mencoba melirik dan ternyata itu adalah suara dari Bu Suktin yang melihaku sedang meyelinap masuk ke kelas.
 “Matilah aku!” aku berbicara dengan nada yang paing rendah.  Aku pun berbalik badan dan tersenyum  manis.
“Eh ibu saya kira ibu tidak melihat saya.”
 “Kamu mau cari gara-gara dengan saya?” ucapnya padaku dengan volume nada yag sangat tinggi ba jadi nada Do = C ini.
 “Sekarang kamu berdiri di depan kelas dan tangan kanan kamu memegang kaki dan tangan  kanan  kamu memengang telingan dan berbicara saya tidak akan kesiangan lagi, ayo  cepat lakukan!” perintahnya padaku.
 “ Baik bu!”. Semua teman-teman menertawakan aku.
 “Khmmm  sial banget aku  hari ini sudah terjebak macet, disuruh pus up, lah sekarang aku harus mempermalukan diriku sendiri gara-gara Bu Suk.”
            Bel pelajaran pertama berbunyi dan itu pertanda pelajaran Bu Suk telah habis. Aku mencoba mnurunkan kaki ku dan melepaskan genggama tangaku dai telingaku.
“Huh akhirnya hukumanku berakhir juga.”
 “Sekarang kamu boleh masuk Vina, tapi awas kalau kamu kembali kesiangan, tak akan aku beri ampun kamu, ngerti kamu?” Tanya guru matematika yang sangat galak itu padaku.
“Iya bu sya tidak akan melakukannyalagi saya berjanji.” Ujarku padanya.
 “Baiklah janjimu ibu terima, sekarang kau masuk”.
             “Vin knp kamu bisa terlambat seperti ini?”Tanya Rina padaku
”Akh ceritanya panjang banget, kalau aku ceritakan, aku akan  kesala kembali pada pagi ini, menyebalkan sekali!” jawabku dengan ketus.
“Oh iya Vin besok kata Bu Suktin akan ada anak baru yang sekolah disini, tapi sayang kita gak tahu dia mau masuk ke kelas mana, tapi aku harap di kelas kita, bener gak?”
“Akh aku gak peduli!”
” Oh ya sudah tapi aku harap kamu gak menyesal ya?”
 “Okay.”
            Ketika malam aku memasangkan alarm jam 04.30. “Aku gak boleh sampe masuk ke lubang yang sama, besok aku gak boleh terlambat lagi dalam hati ini aku berbicara dengan hati yang kesal atas kejadian tadi pagi.
“Sayang…. Kamu dimana? Mama pulang sayang”.
“Sepertinya mama  udah pulang nih, aku cerita gak ya? Akh gak deh nanti malah aku yang kena marah lagi” ujarku sendiri.
 “Iya, apa mam?” jawabku pada mama.
 “Sini sayang mama beli tas baru buat kamu”
 Aku pun keluar dari kamar setelah ku dengar mama membelikan tas buat aku.
 “Wah bagus banget nih, mam! Makasih ya mam aku dah di beliin tas baru!” ujarku sambil tersenyum bahagia, karena tas itu udah aku incar dari minggu kemarin.
 “Iya sama-sama sayang… Sekarang kamu tidur!” jawab mama padaku.
“Baik mam, dadah mama!”
            Pas pukul 04.30 alarm ku berbunyi keras hingga semua orang rumah terbangun gara-gara alarm aku.
“Hhhhhhuuuuuuappppmmmm…..khmmmmm masih ngantuk ikh!”
Aku tertidur kembali dan bermimpi kalau aku bertemu dengan sang pangeran yang tampan dan gagak dan ketika itu aku terjatuh dan menjerit, hal itu yang membuat aku ter bangun dari semua mimpiku itu, dan ketika aku lihat jam telah menunjukan pukul 06.00, akupun berteria.k
 “Akkkkkkhhhhh tidak, aku kesiangan.”
Dengan sikapku yang terburu-buru mamapun aneh, karena tak seperti biasanya aku terburu-buru.
“Mam, aku pergi dulu ya?” pamitku pada mama sambil aku mencium pipinya.
 “Iya sayang kamu hari-hati!” Mama berteriak karna aku terburu-buru.
 “Iya mam!”
            Pukul 06.40 aku sampai di sekolah dan aku meliahat anak terkaya di sekolah turun dari angkot odong-odong.
“OMG…apa aku gak salah lihat?” ujarku sambil menggisik-gisik mata.
“Ya ampun apa benar itu Monic? Apa aku ini tidak bermimpi?”.
 Tiba-tiba sahabatku menepuk punggungku dari belakang.
 “Hey Kawan!”, aku pun terkaget-kaget dengan kedatangannya itu.
 “Aduh Rina kamu tuh apa-apaan sih?aku kaget tau” ucapku dengan keras.
 “Ya maaf, habisnya kamu sendiri kenap kok bengong seperti itu?” Tanyanya padaku dengan rasa penasarannya.
 “Lihat apa benar itu Monic? Masa dia naik angkot odong-odong itu??” tanyaku pada Rina.
Rina pun terlihat bingung melihat semua itu, karena semua orang pun tahu kalau Monic adalah anak perempuan yang sangat cantik dan kaya. Memang dia agak sedikit sombong, mungkin karena kekayaanya itu dia menjadi anak yang sombong.
            “Vin, ayo masuk udah bell tuh!” ajak Rina padaku.
 “oh iya ayo.”
Ketika itu tak disangka dan tak diduga aku bertambarakan dengan seorang lelaki yang td pagi ada di dalam mimpiku itu. Tatapannya yang halus membuat jantung ini begitu berdebar-debar.
“Maaf, kamu tidak apa-apa?”
“Ohhhhh…… gak …gak apa-apa kok tenang aja.”
“Namaku Rizky, aku anak disini.” Sambil mengulurkan tangan
“Aku Vinnnna” jawabku dengan kaku
Dalam hati ku berkata bahwa dia akan menjadi cintaku. Tapi apakah mngkin semua itu terjadi pada diri ini. Aku tak mau tersakiti untuk yang kedua kalinya. Aku tau aku hnyalah wanita biasa tapi aku ingin mendapatkan cinta yang abadi untuk hati yang kesepian ini. Dulu aku tersakiti hanya karena seorang lelaki yang tidak tau malu itu. Dia berselingkuh di belakangku dengan sabahat baikku ketika itu. Namun sudahlah semua itu khan ku jadikan rahasaia hati ini dan kenangan yuang pahit intuk hati yang terluka ini.
“Maaf aku harus masuk kelas dulu.”
“Iya. Maaf aku mau bertanya dimana ya ruangan kepala sekolah?”
“Lurus aja dari sini terus belok kiri, nah itu ruangan kepsek”
“Makasih ya” dengan tatapannya yang sangat lembut
Iya sama-sama”
Kami pun masuk ke kelas. Tiba-tiba kepala sekolah membawa seorang anak laki-laki. Mereka masuk ke dalam kelasku dan ternyata anak yang tadi bertubrukan dengan ku adalah anak baru yang akan sekelas dengan ku. Tak tau apa yang kurasakan tapi aku begitu merasa senang dengan kedatangannya itu.
 “Selamat pagi anak-anak!” ia menyapa kami semua
“Pagi Pak!” kami pun menjwab spaan kepala sekolah itu.
 “Anak-anak hari ini kalian kedatangan teman baru, ayo perkenalkan diri!” Kepala sekolah menyuruhnya untuk memperkenalkan diri.
 “Nama saya Rizky, saya pindahan dari Jakarta”
 Semua anak perempuan di kelas tersenyum padanya. Dia memang anak laki-laki yang tampan, tapi aku  tak tau  sifatnya seperti apa, tp yang kulihat hanyalah kelembutan dirinya atas kejadian tadi.
 “Kamu duduk di dekat Vina.” Perintah Kepsek padanya.
Karena pada saat itu Rina malah pindah duduk, entah kenapa, mngkin dia sengaja.
  “Terima kasih pa.” ucapnya pada kepala sekolah.
 “Hey…. Ternyata tak disangaka kita bakalan sekelas yah malahan kita sebangku lagi” ujarnya padaku.
            Jam istirahat berbunyi aku canggung untuk mengajaknya untuk ke kantin bersama, dan kenapa pada saat seperti ini Rina selalu meninggalkan aku. Dalam hari aku berbicara Ya ampun  apa yang harus aku katakana? semua ini membuat jantungku berdebar dan tidak seperti biasanya
 “Hey ky kamu mau ke kanting bareng gak?” tanyaku pada risky dengan malu.
“Oh iya ayo!” jawabnya. Aku kira dia tidak akan mau bersamaku.
Ketika bell pulang berbunyi kamipun segera memebereskan buku-buku kami. Aku menatap Rizky dengan penuh kelembutan, tapi tak ku sangaka dia menyadari kalau aku sedang menatapnya. Aku tersipu malu.
“Ky aku pulang duluan ya? Soalnya Rina udah nunggu aku di depan!”
“ Oh… iya! Besok-besok kamu mau kan pulang berangan sma aku?”
“Iya kapan-kapan aja.” Aku menjawab dengan tergesa-gesa dan malu
            Ketika pulang sekolah aku dan Rina melihat Monic sedang menunggu angkot, smua itu membuat aku penasaran, karena sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya hingga ia seperti itu. Kemudian kami mengikiti angkutan umum yang ia tumpangi dan ketika itu ia turun di salah satu LSM, dan kami sangat bertanya-tanya kenapa ia turun disana. Kami terus mengikutinya, dan ternyata orang yang ia temui itu adalah ayahnya. Kami sempat bertanya pada slah satu polisi disana dan katanya ayahnya Monic itu terkena hukuman karena ia melakukan korupsi dan semua itu mengharuskan ayahnya mendekam di LSM itu, dan menurut polisi itu ibunya pun dirawat d rumah sakit gila, karena ibunya tidak bisa menerima semua ini. Kami sangat tidak percaya dengan keadaan keluiarga Monic yang seperti ini.
 “Kasihan sekali Monic ya Rin?” tanyaku pada Rina.
 “Akh biasa saja, itu tuh setimpal dengan perbuatan Monic pada kita dulu yang selalu menginjak-injak harga diri kita, dia memang kaya tapi apa sekarang dia telah miskin. Apa yang akan dia sombongkan lagi, apa yang akan dia pamerkan lagi pada kita? Aku tidak akan memaafkannya dengan semua perbuatannya pada kita dulu Vin.” Ujarnya dengan kesal.
“Rin kamu gak boleh seperti ini! Biarlah semua itu berlalu, sekarang kita bantuin Monic yu?kita semangati dia, gmna?” tanyaku pada Rina yang sedang kelas pada Monic.
 “Terserah kamu deh aku ikut saja!” jawabnya dengan kesal.
            Besoknya ia bertemu dengan Monic dan Monic mencoba menghindar dari mereka.
 “Nic, kami mau bicara sama kamu!” Vina mencoba memanggilnya.
 “Ada perlua apa kalian menemui aku? Mau mencela aku?” dia terlihat seperti orang yang ketakutan.
 Akhirnya kami bicara bertiga, dan kami sepakat untuk membantunya dalam kesulitan ini.  Ketika mereka mengantarkan Monic pulang, dan ternyata Monic itu tinggal di tempat kontrakan yang kumuh, masuk gang kecil dan becek pula. Ya ampun ini sangatlah menderita sekali. Smua ini terjadi akibat ayahnya yang tergiur oleh uang.
            Bersmaan dengan itu Vina pun mulai dekat dengan Rizky anak baru itu. Dia memang baik, ramah dan sopan pada siapapun. Vina yang selalu sulit dekat dengan anak laki-laki pun bisa membuka hatinya itu untuk seorang  Rizky yang baik hati itu. Semua ini terjadi pada Vina karena dulu ia pernah disakiti oleh yang namanya laki-laki.
            Minggu demi minggu mereka selalu bersama. Rina dan Monic terus mencoba menyatukan Vina dan Rizky. Dan usaha mereka berdua tidaklah sia-sia. Dengan kebaikan Vina pada semua orang terutaman pada Monic yang telah menyakiti hatinya dulu, menjadikan Monic dan Rina membantunya dalam  pendekatan dengan Rizky. Dan akhirnya Rizky dan Vina pun menjalin hubungan dan Monic serta Rina pun jadi sahabat sejatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar